Rabu, 08 Maret 2017

Makalah Fungsi Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

  

FUNGSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA


 Makalah

 Diajukan untuk kenaikan Pangkat IV/b




Disusun
Dede Kuswanda, S.Pd.,M.Si
Nip. 197012071994121002














PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 6 GARUT
Jalan Raya Limbangan KM 01 Bl. Limbangan Garut











BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar belakang Masalah
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pembelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
1
 
Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara umum meliputi (1) siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara, (2) siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan, (3) siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial, (4) siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis), (5) siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai berikut. Pebelajar akan belajar bahasa dengan baik bila (1)  diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) diberi kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas, (3) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa, (4) ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya, (6) jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka, dan (7) jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri (Aminuddin, 1994).
Keberhasilan Pembelajaran tidak lepas dari kapabilitas pengajar dalam  menerapkan dan memilih media yang tepat sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Untuk itu perlu guru memahami konsep dasar media dan aplikasinya dalam pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia.

1.2         Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalahnya antara lain:
a.    Apa yang dimaksud media?
b.    Bagaiman fungsi media tersebut?
c.    Bagaimana karakteristik media pembelajaran
d.    Bagaimana kegunaan media dalam prose belajar mengajar.

1.3         Batasan Masalah
Dari berbagai komponen yang berperan dalam pembelajaran yaitu pengajar, siswa, proses dan media. Untuk membatasi variabel-varibel pembelajaran, penulis membatasi masalahnya yaitu faktor media dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

1.4         Tujuan Pembuatan Makalah
Makalah ini disusun untuk ;lebih memahami kosep media, fungsi karakteristik yang berkaitan dengan pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia.

1.5         Metode Penyusunan Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan Studi Pustaka .



BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harpiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Beberapa pengertian tentang Media diantaranya:
1.         Media adalah alat (sarana) komunikasi (KBBI, 1995:640).
2.         Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendikan (Association of education and comumunication Technology/AECT) di Amerika. Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
3.         Gane (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
4.         Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar , seperti: buku, film, kaset dan sebagainya.
5.         Asosiasi Pendidikan Nasional (Nsional Education Association/NEA) menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
4
 
Pengetahuan tentang media pengajaran sangat berguna untuk menyusun perencanaan program pengajaran. Karena program pengajaran adalah seluruh rencana kegiatan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan pengajaran.
Dengan mengenal media pengajaran dan memahami cara-cara penggunaannya akan sangat membantu tugas para guru dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
2.1 Fungsi Media
Jerome Bruner (1960) membagi alat instruksional dalam empat macam menurut fungsinya yaitu:
a.       Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious” yaitu menyajikan bahan kepada siswa yang sedianya tidak dapat mereka peroleh dengan pengalaman langsung yang lazim di sekolah. Ini dapat dilakukan melalui film, televisi, rekaman suara, dan lain-lain. “ vicarious” berarti sebagai substitusi untuk pengganti pengalaman yang langsung.
b.       Alat Model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala,  misalnya model alat-alat peraga.
c.       Alat dramatisasi, yakni yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau tokoh.
d.       Alat automatisasi seperti “teaching mechine” atau pelajaran berprograma
2.3 Kegunaan Media dalam Proses Belajar Mengajar
      Secara umum media pendidikan mempunyai kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.    Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
b.    Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, sperti misalnya:
1)    objek yang terlalu besar bia digantikan dengan relaita, gambar, film  dan model.
2)    Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film, gambar.
3)    Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse dan high speed photography.
4)    Kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, foto maupun secara verbal.
5)    Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
6)    Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, gambar dan lain-lain.
c.    Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
1)    Menimbulkan kegairah belajar
2)    Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3)    Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
d.            Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa , maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu dengan kemampuannnya dalam :
1)         memberikan perangsang yang sama;
2)         mempersamakan pengalaman;
3)         menimbulkan persepsi yang sama.

2. 4 Pengetahuan dan Pemahaman tentang Media Pendidikan Setiap  
Guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. Pengetahuan itu meliputi:
1.       media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
2.       fungsi media dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
3.       tentang proses-proses belajar
4.       hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
5.       nilai atau manfaat media pendidikan
6.       berbagai alat dan teknik media pendidikan.
7.       media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
8.       usaha inovasi dalam media pendidikan dan lain-lain

2.5  Keterampilan memilih dan menggunakan Media Pendidikan
Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan kemediaan saja, akan tetapi harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media tersebut dengan baik. Untuk itu ia perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik dalam reservice maupun dalam pelatihan pascajabatan inservice training.
Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yakni: (1) tujuan mengajar; (2) bahan pelajaran; (3) metode mengajar; (4) tersedianya alat yang dibutuhkan; (5) jalan pelajaran; (6)  penilaian hasil belajar; (7) pribadi guru; (8) minat dan kemampuan siswa; (9) situasi pengajaran yang sedang berlangsung.

2.6 Keterampilan Membuat Media Pendidikan 
Keterampilan membuat media pendidikan berarti terampil dan menguasai teknik dan proses pembuatan suatu media pendidikan yang berguna untuk suatu pelajaran tertentu.
Alat-alat yang dibuat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.    Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita.
2.    ilmiah sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan oleh kita.
3.    ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat.
4.    Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat sederhana.
5.    Fungsional, berguna dalam pelajaran dapat digunakan oleh guru dan siswa.

2. 7. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar baik berupa orang, alat, maupun bahan. Interaksi pembelajar dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan belajar. Adapun bentuk belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu pada apakah pembelajaran dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan atau mandiri (Degeng, 1989).
Martin dan Brigss (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pembelajaran.
Essef dan Essef (dalam Salamun, 2002) menyebutkan tiga kriteria dasar yang dapat digunakan untuk menyeleksi media, yaitu (1) kemampuan interaksi media di dalam menyajikan informasi kepada pebelajar, menyajikan respon pebelajar, dan mengevaluasi respon pebelajar, (2) implikasi biaya atau biaya awal melipui biaya peralatan, biaya material (tape, film, dan lain-lain) jumlah jam yang diperlukan, jumlah siswa yang menerima pembelajaran, jumlah jam yang diperlukan untuk pelatihan, dan (3) persyaratan yang mendukungh atau biaya operasional.

2. 8. Interaksi Pembelajar Dengan Media
Bentuk interaksi antara pembelajaran dengan media merupakan komponen penting yang kedua untuk mendeskripsikan strategi penyampaian. Komponen ini penting karena strategi penyampaian tidaklah lengkap tanpa memberi gambaran tentang pengaruh apa yang dapat ditimbulkan oleh suatu media pada kegiatan belajar siswa. Oleh sebab itu, komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai kegiatan belajar apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media untuk merangsang kegiatan pembelajaran.
Antara alat peraga dan media tidak berbeda dari segi substansi (bendanya), namun hanya berbeda dari segi fungsinya. Bahwa alat peraga hanya sekadar alat bantu, sedangkan media merupakan bagian integral dalam PBM, yang di dalamnya ada pembagian tanggung jawab antara guru dengan media. Agar Anda dapat menggunakan berbagai media secara bervariasi maka Anda perlu mengenal jenis-jenis media yang dimaksud.  Berbagai jenis media visual yang dapat dipelajari adalah Media visual yang tidak diproyeksikan, terdiri dari gambar mati, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta, realia, berbagai jenis papan, sketsa. Media visual yang diproyeksikan, antara lain OHP, slide, filmstrip, opaque projector.

2. 9 Karakteristik dan Jenis Media Audio
Sebagian besar dari pelajaran, diterima siswa melalui pendengaran. Guru dapat mengajarkan program ini di kelas dengan menggunakan tape recorder (pita perekam), radio, dan piringan hitam. Program audio membawakan pesan yang memadukan elemen-elemen suara, bunyi, dan musik beberapa jenis program audio, antara lain berikut ini.
1.      Program wicara, berisi suatu pembicaraan yang bersahabat.
2.      Wawancara, pembicaraan yang berpangkal pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara.
3.      Diskusi, pembicaraan yang berisi pertukaran ide antara dua orang atau lebih.
4.     Buletin, merupakan suatu siaran kilat.
5.     Warta berita, suatu siaran yang berisi berbagai berita tentang sejumlah kesaksian mata, laporan suatu kejadian, pidato, komentar, pembicaraan pendek, dan wawancara.
6.     Program dokumenter, program mengenai peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi.
7.     Program feature dan majalah udara, program feature terbatas pada satu tema dalam seluruh acara, sedangkan majalah udara mempunyai dua tema atau lebih dalam satu acara.
8.      Drama audio, suatu sandiwara yang mengandung masalah atau konflik kejiwaan.

2.10 Karakteristik dan Jenis Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang menunjukkan suara dan pendengaran, jadi dapat dipandang maupun didengar suaranya. Ada dua jenis media audiovisual yang dapat digunakan oleh guru pada saat ini. Namun, tidak berarti bahwa media lain yang ditunjukkan dengan berbagai jenis proyektor tidak termasuk dalam klasifikasi ini. Media lain, seperti film 8 mm maupun 16 mm, misalnya selain sukar didapat dan mahal, juga sulit didapatkan perangkat lunaknya kalau tidak membuat sendiri.
Jenis pertama yang dapat dirangkum di sini adalah slide suara yang merupakan sejumlah slide yang dipadukan dalam suatu cerita atau suatu pengetahuan yang diproyeksikan pada layar dengan iringan suara. Beberapa jenis slide, yaitu slide untuk promosi, berupa anjuran, untuk penerangan dan penyuluhan, ilmu pengetahuan khusus, pengetahuan populer, dokumenter.
Jenis kedua adalah televisi merupakan suatu program yang memperlihatkan sesuatu dari jarak jauh program ini dibedakan menjadi 2, yaitu jaringan televisi sekitar (CCTV) dan program televisi siaran. Televisi sebagai media memiliki 3 fungsi, yaitu penerangan, pendidikan, dan hiburan.

2.11  Faktor-faktor Pemilihan Media Pembelajaran

Dalam memilih media untuk keperluan pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu variabel tugas, variabel siswa, lingkungan belajar, lingkungan pengembangan, ekonomi dan budaya, serta faktor-faktor praktis. Pertimbangan yang lebih singkat dalam pemilihan media adalah tujuan pembelajaran, siswa/mahasiswa, ketersediaan, ketepatgunaan, biaya, dan mutu teknis.
Untuk mengembangkan media grafis, sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip umum, yaitu kesederhanaan, kesatuan, penekanan, dan keseimbangan formal maupun informal. Alat-alat visual yang dapat membantu keberhasilan penggunaan prinsip-prinsip tersebut adalah garis, bentuk, ruang, tekstur, dan warna. Apabila Anda memiliki beberapa gambar, bentuk-bentuk, kata-kata atau simbol-simbol lain yang akan dipajang dalam suatu papan, misalnya Anda perlu menyusunnya terlebih dahulu dalam suatu layout (tata letak) agar susunan yang Anda ciptakan tampak harmonis.
Agar penggunaan media dalam pembelajaran berhasil dengan baik, diperlukan langkah umum, seperti persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Molenda, dkk., mengemukakan suatu model penggunaan media yang dinamakan model ASSURE, yang merupakan akronim dari kata-kata dalam bahasa Inggris yang, artinya analisis karakteristik siswa, menentukan tujuan, memilih materi, memanfaatkan materi, menuntut respons siswa, dan mengevaluasi hasil belajar.
Media adalah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi anatar pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
            Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sabagai media diantaranya adalah hubungan atau interakasi manusia: realita; gambar bergerak atau tidak; tul;isan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stim,ulus ini akan membantu pembelajar mempelajari bahasa asing. Namun demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu tempat atau waktu.
            Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat yaitu:
  1. media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar.
  2. media pembelajaran harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberi rangsangan baru.
  3. media pembelajaran dapat mengaktifkan pembelajar dalam memberi tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
Beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Menurut Hubbard, 1983) ada sembilan kriteria untuk menilainya media konvensional. Yaitu: (1) Biaya; (2) ketersediaan fasilitas pendukung; (3) kecocokan dengan ukuran kelas;  (4) keringkasan; (5)  kemampuan untuk dirubah; (6) waktu dan tenaga penyiapan; (7)  pengaruh yang ditimbulkan; (8) kerumitan; (9) kegunaan:
Menurut Thorn kriteria untuk menilai multimedia interaktif yaitu:          (1) kemudahan navigasi; (2) kandungan kognisi; (3) pengetahuan dan presentasi informasi (4)  ntegrasi media; (5) estetika; (6) fungsi secara keseluruhan

2.12 Klasifikasi media pengajaran berdasarkan:
1. Bentuk (dimensi) : dua dimensi  seperti : gambar, peta
                                    Tiga dimensi : torso, patung
2. Tanggapan Indera : a. Audio : tape recorder, VCD
                                    b. Visual : tulisan, slide, OHP
                                    c. audioVisual : TV
Homepage pendidikan bahasa memuat jengjang pendidikan tingkat dasar , menegah dan lanjutan materi yang diaktualisasikan dalam jengjang pendidikan dasar 30% berupa audio, 30% berupa tulisan , dan 40% berupa ausiovisual. Hal tersebut dimaksudkan untuk memprioritasikan pencapaian kemampuan menyimak, membaca , berbicara, dan menulis pembelajaran tingkat dasar.Pada tingkat menegah materi diaktualisasikan dalam bentuk audio sebanyak 10%, tulisan 40%, dan 50% berupa audivisual hal ini dimaksud untuk mempriotasikan penguasan keterampilan berbicara Membaca, menyimak, dan menulis pada tingkat lanjutan materi yang kami aktulisasikan dalam bentuk audio sebanyak 10%, tulisan 70%   dan audiovisual sebanyak 20%. Hal ini dimaksudkan untuk membangun kemampuan menulis, berbicara, membaca, dan menyimak.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1  Kesimpulan
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
Empat macam menurut fungsinya yaitu: (1) Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious”.; (2)  Alat Model; (3)   Alat dramatisasi,; (4) Alat automatisasi.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegiatan-kegiatan sebagai berikut:: (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera; (3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: (a) Menimbulkan kegairah belajar; (b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan; (c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995).

3.2  Saran
17
 
Faktor Variabel dalam pembelajaran banyak menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar bukan hanya faktor media. Untuk itu sebaiknya kita sebagai pendidik sekaligus sebagai agen perubahan dalam pembentukan karakteristik siswa baik kognitif, afektif, maupun pskimotor, alangkah bijaknya jika kita memiliki motivasi dan bersikap profesional untuk menyiapkan kader-kader generasi Indonesia yang memiliki kualitas diri dari berbagai segi.






 DAFTAR PUSTAKA

Briggs,L. (1967). Instructional Media. Pittsburg: AIR.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1982). Konsep CBSA dan
Berbagai Strategi Belajar Mengajar. Program Akta VB Modul 11. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi

_______. (1984). Strategi Belajar Mengajar suatu Pengantar. Jakarta:  
PPLPTK.

 Kuswanda, Dede. 2008. Media Pembelajaran BIPA. (Diktat Materi Perkuliahan Mahasiswa Semester 6 STKIP Siliwangi Bandung.)

________. 2009.  Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. (Diktat Materi Perkuliahan Mahasiswa Semester VII
                 STKIP Siliwangi Bandung


Dale, E. (1963). Audio-Visual Methods in Teaching. New York: The
Dryden Press.

Gerlach, V.S. and Ely, D.P. (1980). Teaching and Media. New York: Prentice Hall, Inc.

Heinich, R., Molenda, M., and Russel, J.D. (1994). Instructional Media. New York: John Wiley and Sons

Kemp, J.E. (1980). Planning & Producing Audiovisual Materials. New York:   
         Harper   & Row, Publishers.

Text Box: 16Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran; Bandung : Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar