FUNGSI MEDIA
DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA
INDONESIA
Makalah
Diajukan untuk kenaikan Pangkat IV/b
Disusun
Dede Kuswanda, S.Pd.,M.Si
Nip.
197012071994121002
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 6 GARUT
Jalan Raya
Limbangan KM 01 Bl. Limbangan Garut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang Masalah
Pembelajaran
merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini
akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan
efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan
karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi
pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian
pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan
prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus
memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran
yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian
tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan
bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pembelajar,
terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi
pembelajaran.
Belajar
bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran
bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi,
baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum
2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu
membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
|
Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah
keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang
dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan
mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi
kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2004
untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia secara umum meliputi (1) siswa menghargai dan membanggakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara, (2) siswa
memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan,
dan keadaan, (3) siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial,
(4) siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis), (5) siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) siswa menghargai dan membanggakan
sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Untuk
mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip
belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta
menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan
pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai
berikut. Pebelajar akan belajar bahasa dengan baik bila (1) diperlakukan
sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) diberi kesempatan
berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam
aktivitas, (3) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada
bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa,
(4) ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan
budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan
hakikat bahasa dan budaya, (6) jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut
kemajuan mereka, dan (7) jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran
mereka sendiri (Aminuddin, 1994).
Keberhasilan
Pembelajaran tidak lepas dari kapabilitas pengajar dalam menerapkan dan memilih media yang tepat
sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Untuk itu perlu guru memahami
konsep dasar media dan aplikasinya dalam pembelajaran khususnya pembelajaran
bahasa Indonesia.
1.2
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan
masalahnya antara lain:
a.
Apa yang dimaksud media?
b.
Bagaiman fungsi media tersebut?
c.
Bagaimana karakteristik media pembelajaran
d.
Bagaimana kegunaan media dalam prose belajar mengajar.
1.3
Batasan
Masalah
Dari berbagai komponen yang berperan dalam pembelajaran yaitu pengajar,
siswa, proses dan media. Untuk membatasi variabel-varibel pembelajaran, penulis
membatasi masalahnya yaitu faktor media dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
1.4
Tujuan
Pembuatan Makalah
Makalah ini disusun untuk ;lebih memahami kosep media, fungsi karakteristik
yang berkaitan dengan pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia.
1.5
Metode
Penyusunan Makalah
Makalah ini
disusun dengan menggunakan Studi Pustaka .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Media
Kata
media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harpiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Beberapa
pengertian tentang Media diantaranya:
1.
Media adalah alat (sarana) komunikasi (KBBI,
1995:640).
2.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendikan (Association of education and comumunication
Technology/AECT) di Amerika. Media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
3.
Gane (1970) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar.
4.
Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar , seperti: buku, film, kaset dan sebagainya.
5.
Asosiasi Pendidikan Nasional (Nsional Education Association/NEA)
menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audiovisual serta peralatannya.
Dari
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
|
Pengetahuan tentang media pengajaran sangat berguna untuk
menyusun perencanaan program pengajaran. Karena program pengajaran adalah
seluruh rencana kegiatan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan
pengajaran.
Dengan
mengenal media pengajaran dan memahami cara-cara penggunaannya akan sangat
membantu tugas para guru dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
2.1 Fungsi Media
Jerome
Bruner (1960) membagi alat instruksional dalam empat macam menurut fungsinya
yaitu:
a.
Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious”
yaitu menyajikan bahan kepada siswa yang sedianya tidak dapat mereka peroleh
dengan pengalaman langsung yang lazim di sekolah. Ini dapat dilakukan melalui
film, televisi, rekaman suara, dan lain-lain. “ vicarious” berarti
sebagai substitusi untuk pengganti pengalaman yang langsung.
b.
Alat Model yang dapat memberikan
pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala, misalnya model alat-alat peraga.
c.
Alat dramatisasi, yakni yang
mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau tokoh.
d.
Alat automatisasi seperti “teaching
mechine” atau pelajaran berprograma
2.3 Kegunaan
Media dalam Proses Belajar Mengajar
Secara umum media pendidikan mempunyai
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka)
b.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, sperti misalnya:
1)
objek yang terlalu besar bia digantikan dengan relaita,
gambar, film dan model.
2)
Objek
yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film, gambar.
3)
Gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse dan high speed photography.
4)
Kejadian
atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film, video, foto maupun secara verbal.
5)
Objek
yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain.
6)
Konsep
yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat
divisualkan dalam bentuk film, gambar dan lain-lain.
c.
Penggunaan
media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak
didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
1)
Menimbulkan
kegairah belajar
2)
Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan.
3)
Memungkinkan
anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
d.
Dengan
sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk
setiap siswa , maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus
diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan
guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media
pendidikan yaitu dengan kemampuannnya dalam :
1)
memberikan
perangsang yang sama;
2)
mempersamakan
pengalaman;
3)
menimbulkan
persepsi yang sama.
2.
4 Pengetahuan dan Pemahaman tentang Media Pendidikan Setiap
Guru harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan.
Pengetahuan itu meliputi:
1.
media
sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
2.
fungsi
media dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
3.
tentang
proses-proses belajar
4.
hubungan
antara metode mengajar dan media pendidikan.
5.
nilai
atau manfaat media pendidikan
6.
berbagai
alat dan teknik media pendidikan.
7.
media
pendidikan dalam setiap mata pelajaran
8.
usaha
inovasi dalam media pendidikan dan lain-lain
2.5 Keterampilan memilih dan menggunakan Media
Pendidikan
Guru tidak
cukup hanya memiliki pengetahuan kemediaan saja, akan tetapi harus memiliki
keterampilan memilih dan menggunakan media tersebut dengan baik. Untuk itu ia
perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik
dalam reservice maupun dalam pelatihan pascajabatan inservice training.
Memilih dan
menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu
yakni: (1) tujuan mengajar; (2) bahan pelajaran; (3) metode mengajar; (4) tersedianya
alat yang dibutuhkan; (5) jalan pelajaran; (6)
penilaian hasil belajar; (7) pribadi guru; (8) minat dan kemampuan siswa;
(9) situasi pengajaran yang sedang berlangsung.
2.6 Keterampilan
Membuat Media Pendidikan
Keterampilan
membuat media pendidikan berarti terampil dan menguasai teknik dan proses
pembuatan suatu media pendidikan yang berguna untuk suatu pelajaran tertentu.
Alat-alat
yang dibuat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh
kita.
2.
ilmiah sesuai dengan perkembangan akal dan mampu
dipikirkan oleh kita.
3.
ekonomis,
sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat.
4.
Praktis,
dapat digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat sederhana.
5.
Fungsional, berguna dalam pelajaran dapat digunakan oleh
guru dan siswa.
2. 7. Media Pembelajaran
Media
pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuat pesan yang
akan disampaikan kepada pembelajar baik berupa orang, alat, maupun bahan.
Interaksi pembelajar dengan media adalah komponen strategi penyampaian
pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan belajar. Adapun bentuk belajar
mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu pada
apakah pembelajaran dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan atau
mandiri (Degeng, 1989).
Martin
dan Brigss (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber
yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pembelajaran.
Essef
dan Essef (dalam Salamun, 2002) menyebutkan tiga kriteria dasar yang dapat
digunakan untuk menyeleksi media, yaitu (1) kemampuan interaksi media di dalam
menyajikan informasi kepada pebelajar, menyajikan respon pebelajar, dan
mengevaluasi respon pebelajar, (2) implikasi biaya atau biaya awal melipui
biaya peralatan, biaya material (tape, film, dan lain-lain) jumlah jam yang
diperlukan, jumlah siswa yang menerima pembelajaran, jumlah jam yang diperlukan
untuk pelatihan, dan (3) persyaratan yang mendukungh atau biaya operasional.
2. 8. Interaksi
Pembelajar Dengan Media
Bentuk
interaksi antara pembelajaran dengan media merupakan komponen penting yang
kedua untuk mendeskripsikan strategi penyampaian. Komponen ini penting karena
strategi penyampaian tidaklah lengkap tanpa memberi gambaran tentang pengaruh
apa yang dapat ditimbulkan oleh suatu media pada kegiatan belajar siswa. Oleh
sebab itu, komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai kegiatan
belajar apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media untuk
merangsang kegiatan pembelajaran.
Antara
alat peraga dan media tidak berbeda dari segi substansi (bendanya), namun hanya
berbeda dari segi fungsinya. Bahwa alat peraga hanya sekadar alat bantu, sedangkan
media merupakan bagian integral dalam PBM, yang di dalamnya ada pembagian
tanggung jawab antara guru dengan media. Agar Anda dapat menggunakan berbagai
media secara bervariasi maka Anda perlu mengenal jenis-jenis media yang
dimaksud. Berbagai jenis media visual
yang dapat dipelajari adalah Media visual yang tidak diproyeksikan, terdiri
dari gambar mati, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta,
realia, berbagai jenis papan, sketsa. Media visual yang diproyeksikan, antara lain
OHP, slide, filmstrip, opaque projector.
2. 9 Karakteristik dan Jenis Media Audio
Sebagian besar dari pelajaran, diterima siswa melalui pendengaran. Guru
dapat mengajarkan program ini di kelas dengan menggunakan tape recorder
(pita perekam), radio, dan piringan hitam. Program audio membawakan pesan yang
memadukan elemen-elemen suara, bunyi, dan musik beberapa jenis program audio,
antara lain berikut ini.
1.
Program wicara,
berisi suatu pembicaraan yang bersahabat.
2.
Wawancara,
pembicaraan yang berpangkal pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
pewawancara.
3.
Diskusi, pembicaraan yang
berisi pertukaran ide antara dua orang atau lebih.
4.
Buletin, merupakan suatu siaran kilat.
5.
Warta berita, suatu siaran yang berisi berbagai berita
tentang sejumlah kesaksian mata, laporan suatu kejadian, pidato, komentar,
pembicaraan pendek, dan wawancara.
6.
Program
dokumenter, program mengenai peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi.
7.
Program
feature dan majalah udara, program feature terbatas pada satu tema dalam seluruh
acara, sedangkan majalah udara mempunyai dua tema atau lebih dalam satu acara.
8.
Drama audio, suatu sandiwara yang mengandung
masalah atau konflik kejiwaan.
2.10 Karakteristik dan Jenis Media Audiovisual
Media
audiovisual adalah media yang menunjukkan suara dan pendengaran, jadi dapat
dipandang maupun didengar suaranya. Ada dua jenis media audiovisual yang dapat
digunakan oleh guru pada saat ini. Namun, tidak berarti bahwa media lain yang
ditunjukkan dengan berbagai jenis proyektor tidak termasuk dalam klasifikasi
ini. Media lain, seperti film 8 mm maupun 16 mm, misalnya selain sukar didapat
dan mahal, juga sulit didapatkan perangkat lunaknya kalau tidak membuat
sendiri.
Jenis pertama
yang dapat dirangkum di sini adalah slide suara yang merupakan sejumlah slide
yang dipadukan dalam suatu cerita atau suatu pengetahuan yang diproyeksikan
pada layar dengan iringan suara. Beberapa jenis slide, yaitu slide untuk
promosi, berupa anjuran, untuk penerangan dan penyuluhan, ilmu pengetahuan
khusus, pengetahuan populer, dokumenter.
Jenis kedua
adalah televisi merupakan suatu program yang memperlihatkan sesuatu dari jarak
jauh program ini dibedakan menjadi 2, yaitu jaringan televisi sekitar (CCTV)
dan program televisi siaran. Televisi sebagai media memiliki 3 fungsi, yaitu
penerangan, pendidikan, dan hiburan.
2.11 Faktor-faktor Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam memilih
media untuk keperluan pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa
faktor, yaitu variabel tugas, variabel siswa, lingkungan belajar, lingkungan pengembangan,
ekonomi dan budaya, serta faktor-faktor praktis. Pertimbangan yang lebih
singkat dalam pemilihan media adalah tujuan pembelajaran, siswa/mahasiswa,
ketersediaan, ketepatgunaan, biaya, dan mutu teknis.
Untuk
mengembangkan media grafis, sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip umum, yaitu
kesederhanaan, kesatuan, penekanan, dan keseimbangan formal maupun informal.
Alat-alat visual yang dapat membantu keberhasilan penggunaan prinsip-prinsip
tersebut adalah garis, bentuk, ruang, tekstur, dan warna. Apabila Anda memiliki
beberapa gambar, bentuk-bentuk, kata-kata atau simbol-simbol lain yang akan
dipajang dalam suatu papan, misalnya Anda perlu menyusunnya terlebih dahulu
dalam suatu layout (tata letak) agar susunan yang Anda ciptakan tampak
harmonis.
Agar penggunaan
media dalam pembelajaran berhasil dengan baik, diperlukan langkah umum, seperti
persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Molenda, dkk.,
mengemukakan suatu model penggunaan media yang dinamakan model ASSURE, yang
merupakan akronim dari kata-kata dalam bahasa Inggris yang, artinya analisis
karakteristik siswa, menentukan tujuan, memilih materi, memanfaatkan materi,
menuntut respons siswa, dan mengevaluasi hasil belajar.
Media adalah
alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran
adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi anatar pembelajar, pengajar dan
bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan
atau media.
Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sabagai media
diantaranya adalah hubungan atau interakasi manusia: realita; gambar bergerak
atau tidak; tul;isan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stim,ulus ini akan
membantu pembelajar mempelajari bahasa asing. Namun demikian tidaklah mudah
mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu tempat atau waktu.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa
syarat yaitu:
- media pembelajaran harus meningkatkan motivasi
pembelajar.
- media pembelajaran harus merangsang pembelajar
mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberi rangsangan baru.
- media pembelajaran dapat mengaktifkan pembelajar
dalam memberi tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk
melakukan praktek-praktek dengan benar.
Beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Menurut Hubbard,
1983) ada sembilan kriteria untuk menilainya media konvensional. Yaitu: (1) Biaya;
(2) ketersediaan fasilitas pendukung; (3) kecocokan dengan ukuran kelas; (4) keringkasan; (5) kemampuan untuk dirubah; (6) waktu dan tenaga
penyiapan; (7) pengaruh yang ditimbulkan;
(8) kerumitan; (9) kegunaan:
Menurut Thorn kriteria untuk menilai multimedia interaktif yaitu: (1) kemudahan navigasi; (2) kandungan
kognisi; (3) pengetahuan dan presentasi informasi (4) ntegrasi media; (5) estetika; (6) fungsi
secara keseluruhan
2.12 Klasifikasi
media pengajaran berdasarkan:
1. Bentuk (dimensi) : dua dimensi
seperti : gambar, peta
Tiga
dimensi : torso, patung
2. Tanggapan Indera : a. Audio : tape recorder, VCD
b.
Visual : tulisan, slide, OHP
c.
audioVisual : TV
Homepage pendidikan bahasa memuat jengjang pendidikan tingkat dasar ,
menegah dan lanjutan materi yang diaktualisasikan dalam jengjang pendidikan
dasar 30% berupa audio, 30% berupa tulisan , dan 40% berupa ausiovisual. Hal
tersebut dimaksudkan untuk memprioritasikan pencapaian kemampuan menyimak,
membaca , berbicara, dan menulis pembelajaran tingkat dasar.Pada tingkat
menegah materi diaktualisasikan dalam bentuk audio sebanyak 10%, tulisan 40%,
dan 50% berupa audivisual hal ini dimaksud untuk mempriotasikan penguasan
keterampilan berbicara Membaca, menyimak, dan menulis pada tingkat lanjutan
materi yang kami aktulisasikan dalam bentuk audio sebanyak 10%, tulisan
70% dan audiovisual sebanyak 20%. Hal
ini dimaksudkan untuk membangun kemampuan menulis, berbicara, membaca, dan
menyimak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi
Empat
macam menurut fungsinya yaitu: (1) Alat
untuk menyampaikan pengalaman “vicarious”.; (2) Alat
Model; (3) Alat
dramatisasi,; (4) Alat automatisasi.
Secara
umum media pendidikan mempunyai kegiatan-kegiatan sebagai berikut:: (1) Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; (2) Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera; (3) Penggunaan media pendidikan
secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal
ini media pendidikan berguna untuk: (a) Menimbulkan kegairah belajar; (b) Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan; (c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
Belajar
bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran
bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi,
baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995).
3.2 Saran
|
Faktor Variabel dalam pembelajaran banyak menentukan
keberhasilan dalam proses belajar mengajar bukan hanya faktor media. Untuk itu
sebaiknya kita sebagai pendidik sekaligus sebagai agen perubahan dalam
pembentukan karakteristik siswa baik kognitif, afektif, maupun pskimotor,
alangkah bijaknya jika kita memiliki motivasi dan bersikap profesional untuk
menyiapkan kader-kader generasi Indonesia yang memiliki kualitas diri dari
berbagai segi.
Briggs,L. (1967). Instructional Media. Pittsburg: AIR.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. (1982). Konsep
CBSA dan
Berbagai Strategi Belajar Mengajar. Program
Akta VB Modul 11. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi
_______. (1984). Strategi Belajar Mengajar suatu Pengantar.
Jakarta:
PPLPTK.
Kuswanda, Dede. 2008. Media Pembelajaran BIPA. (Diktat Materi Perkuliahan Mahasiswa
Semester 6 STKIP Siliwangi Bandung.)
________.
2009. Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. (Diktat Materi
Perkuliahan Mahasiswa Semester VII
STKIP Siliwangi Bandung
Dale,
E. (1963). Audio-Visual Methods in Teaching.
New York: The
Dryden Press.
Gerlach,
V.S. and Ely, D.P. (1980). Teaching and
Media. New York: Prentice Hall, Inc.
Heinich, R., Molenda, M., and Russel, J.D. (1994). Instructional
Media. New
York: John Wiley and Sons
Kemp,
J.E. (1980). Planning & Producing
Audiovisual Materials. New York:
Harper & Row, Publishers.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran; Bandung :
Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar