Jumat, 30 September 2016
Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia
Posting : Dede Kuswanda, S.Pd.,M.Si.
Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Kata-kata dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yakni sebagai berikut.
1. Kata Kerja
Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses, atau keadaan.
Contoh:
mandi belajar
lari membaca
pergi tersenyum
2.Kata Benda
Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, konsep, atau pengertian.
Contoh:
binatang pesawahan
air meja hijau
rumah bebatuan
3. Kata Ganti
Kata ganti (pronomina) adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan. Menurut fungsinya, kata ganti dibedakan sebagai berikut.
a. Kata ganti orang, adalah kata ganti yang mengacu pada orang. Macam-macamnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
b. Kata penunjuk, meliputi:
a. petunjuk umum, contoh: ini, itu, anu;
b. petunjuk tempat, contoh: sini, situ, sana;
c. petunjuk ihwal, contoh: begini, begitu.
c.Kata penanya, adalah kata ganti yang dipakai untuk menandai suatu pertanyaan.
Contoh: apa, siapa, di mana, berapa, kapan, mengapa, bagaimana.
4. Kata Sifat
Kata sifat (ajektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang.
Contoh:
bersih putih
sehat tinggi
keras cantik
5.Kata Keterangan
Kata keterangan (adverbia) adalah kata yang memberi keterangan atau penjelasan pada kata lainnya. Keterangan sebagai jenis kata harus dibedakan dengan keterangan sebagai fungsi kalimat.
Contoh:
sangat diam-diam
hanya habis-habisan
segera sebaiknya
6. Kata Depan
Kata depan (preposisi) adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frase preposisional. Bentuk dan fungsi-fungsi kata depan adalah sebagai berikut.
Contoh:
di bersama
untuk menjelang
dengan sekitar
7. Kata Penggabung
Kata penggabung (konjungsi) adalah kata tugas yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa, kalimat, atau paragraf.
Contoh:
dan bahwa
tetapi supaya
atau andaikan
8.Kata Seru
Kata seru (interjeksi) adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati mahusia.
Contoh:
asyik insya Allah
hus alhamdulillah
ayo halo
9. Kata Sandang
Kata sandang adalah kata yang menyertai nama benda, binatang, atau orang sebagai petunjuk status dari nama-nama yang disertainya itu.
Contoh:
si sang
para sri
10.Kata Bilangan
Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dibakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep.
Contoh:
satu banyak
kedua beberapa
dasa sedikit
Jenis-jenis Makna
Makna kata berarti maksud atau arti suatu kata atau isi suatu pembicaraan. Makna suatu kata dapat kita ketahui dari kamus. Namun demikian, makna kata bisa mengalami perubahan yang disebabkan oleh penggunaannya dalam kalimat serta situasi penggunaannya.
Perhatikan, misalnya kata pintar. Dalam kamus kata itu bermakna pandai, cakap, cerdik, banyak akal, atau mahir melakukan sesuatu. Kata itu akan berubah-ubah makananya apabila sudah digunakan dalam kalimat. Berikut contohnya.
El-Islami termasuk anak pintar di sekolahnya (pandai).
Cobalah bertanya kepada orang pintar untuk mengetahui penyakitmu itu (dukun).
Pintar sekali kamu ini, ya, sekarang. Makanya menurut Bapak juga bagaimana, jangan menonton terlalu malam (bodoh).
Kata pintar dalam kalimat (1) masih sesuai dengan makna dalam kamus. Kata itu berarti ‘pandai’. Akan tetapi kata itu sudah mengalami perubahan makna, ketika digunakan dalam kalimat berikutnya. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh konteks kalimat (2) dan situasi penggunaannya (3). Karena digunakan pada anak yang nilainya jelek serta penuturnya yang bernada marah, maka pandai dalam kalimat itu bukannya bermakna ‘pintar’. Akan tetapi, sebaliknya kata itu justru maknanya ‘bodoh’.
Berdasarkan contoh di atas, untuk mengetahui makna suatu kata tidak cukup dengan hanya menggunakan kamus. Kita harus pula memperhatikan kalimat serta situasi penggunaan kata itu. Dengan cara demikian, pemahaman kita terhadap suatu kata akan lebih tepat atau mendekati maksud yang diinginkan oleh pembicara atau penulisnya.
1. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Makna kata terbagi atas dua bagian: makna denotasi dan makna konotasi.
a. Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun dari makna asalnya.
b. Makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan-penambahan dari makna asalnya.
Contoh:
Makna denotasi Makna konotasi
ibu guru ibu jari
tangan panjang panjang tangan
kepala besar besar kepala
2. Kata Umum-Kata Khusus
Kata umum adalah kata yang ruang lingkupnya meliputi bagian-bagian dari kata lainnya. Sementara itu, kata khusus adalah kata yang cakupannya lebih sempit dan merupakan bagian atau anggota dari kata lainnya.
Kata Umum
Kata Khsusu
1. Tumbuhan
a. rumput
b. mahoni
c. kelapa
d. padi
a. jamur
2. Bunga
a. dahlia
b. melati
c. tulip
d. matahari
e. seroja
3. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang sama atau hampir sama maknanya, tetapi bentuk katanya berbeda.
Contoh:
hewan - bintanag
pintar - pandai
berita - kabar
hutan - rimba
4. Antonim
Antonim adalah kata-kata yang berbeda atau berlawanan maknanya.
Contoh
siang - malam
tinggi - pendek
awal - akhir
5. Hominim
Homonim adalah kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contoh:
genting : 1. gawat, 2. atap
bisa : 1. racun, 2. dapat
6. Homograf
Homograf adalah kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda. Contoh:
a. seri I = berseri-seri, gembira
seri II = bermain seri, seimbang
b. teras I = pejabat teras, inti
teras II = teras rumah, bagian halaman
7. Homofon
Homofon adalah kata yang cara pelafalannya sama, tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh:
a. kol I = sayur kol, tanaman
kol II = naik colt, kendaraan
b. bang I = Bang Ahmad, kakak
bang II = bunga bank, lembaga penyimanan uang
8. Polisemi
Polisemi adalah kata yang memiliki banyak makna.
Contoh: jatuh, sakit.
1) Ari jatuh dari bangku.
Rupanya ia jatuh hati pada jejaka itu.
2) Nenek dibawa ke dokter karena sakit.
Bangsa ini sedang sakit.
9. Perluasan Makna
Perluasan makna (generalisasi), terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
Contoh kata
Makna asal
Makna baru
berlayar
ibu
mengarungi lautan dengan kapal layar
emak
mengarungi lautan dengan berbagai jenis kapal
setiap perempuan dewasa, nyonya
10. Penyempitan Makna
Penyempitan makna (spesialisasi), terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya.
Contoh kata
Makna asal
Makna baru
ulama
sarjana
orang yang berilmu
cendikiawan
pemuka dalam agama Islam
gelar universitas
11. Ameliorasi
Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada kata lain yang sudah ada sebelumnya.
Kata Baru
Kata Lama
Istri
Bini
Pembantu
Babu
12. Peyorasi
Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilainya menjadi lebih rendah daripada sebelumnya.
Contoh kata
Makna asal
Makna baru
fundamentalis
gerombolan
Orang yang berpegang teguh pada prinsip
orang-orang yang berjalan secara bergerombol
orang yang hidup ekslusif, mengutamakan kekerasan
kelompok pengacau
13. Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan.
Contoh kata
Makna asal
Makna baru
a. Suaranya sangat indah.
b. Sikapnya memang kasar pada siapapun.
indra penglihatan
indra peraba
indra pendengaran
indra penglihatan
14. Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
Contoh kata
Makna asal
Makna baru
Amplop
Buaya
wadah untuk memberi uang
binatang buas
suap
orang jahat
Pembentukan Kata
1. Kata Imbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan (afiksasi). Imbuhan atau afiks adalah satuan bahasa yang digunakan dalam bentuk dasar untuk menghasilkan suatu kata. Hasil dari proses pengimbuhan itulah yang kemudian membentuk kata baru yang disebut kata berimbuhan.
Imbuhan dalam bahasa Indonesia jumlahnya bermacam-macam. Secara garis besar imbuhan tersebut dibagi ke dalam empat jenis, yakni prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.
a. Prefiks atau awalan, adalah imbuhan yang diikatkan di depan bentuk dasar.
Contoh:
me(N)- → membaca, menulis, menyapa
ber- → berjalan, berbicara, bermalam
di- → dibaca, ditulis, disapa
ter- → terbawa, termakan, terindak
pe(N)- → penjual, pembeli, penulis
per- → peranak, peristri
se- → sekelas, setara, secangkir
ke- → kepada, kekasih, kedua
maha- → mahakuasa, mahaagung, mahakuasa
b. Infiks atau sisipan, adalah imbuhan yang diikatkan di tengah bentuk dasar.
Contoh:
-el-, → geletar, telunjuk
-em- → gemetar
-er- → gemertak, seruling, gerigi
c. Sufiks atau akhiran, adalah imbuhan yang diikatkan di belakang bentuk dasar.
Contoh:
-kan → tanamkan, bacakan, lembarkan
-an → tulisan, bacan, lemparan
-i → akhiri, jajaki, tulisi
-nya → agaknya, rupanya
-wan → rupawan, hartawan, ilmuwan
d. Konfiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan-belakang bentuk dasar secara bersamaan.
Contoh:
ke-an → keamanan, kesatuan, kebetulan
pe(N)-an → penanaman, pemahaman, penyesuaian
per-an → perusahaan, persawahan, pertokoan
ber-an → berhamburan, bersamaan, bersalaman
se-nya → selama-lamanya, sejauh-jauhnya
2. Kata Ulang
Kata ulang (reduplikasi) adalah kata yang mengalami proses perulangan, baik sebagian atau pun seluruhnya dengan disertai perubahan bunyi atau pun tidak.
Kata ulang memiliki beberapa makna, di antaanya, adalah sebagai berikut.
a. Banyak tak tertentu
Contoh:
batu-batu negara-negara
buku-buku orang-orang
kuda-kuda pohon-pohon
makanan-makanan peraturan-peraturan
menteri-menteri rumah-rumah
b. Banyak dan bercam-macam
Contoh:
bau-bauan dedaunan
bibit-bibitan lauk-pauk
buah-buahan pepohonan
bumbu-bumbuan sayur-mayur
bunyi-bunyian tanam-tanaman
c. Menyerupai dan bermacam-macam
Contoh:
kuda-kuda mobil-mobilan
kuda-kudaan orang-orangan
kucing-kucingan robot-robotan
langit-langit rumah-rumahan
mata-mata siku-siku
d. Agak atau melemahkan sesuatu yang disebut pada kata dasar
Contoh:
kebarat-baratan malu-malu
kehijau-hijauan pening-pening
keinggris-inggrisan sakit-sakitan
kekanak-kanakan tidur-tiduran
kekuning-kuningan
e. Intensitas kualitatif
Contoh:
keras-keras segiat-giatnya
kuat-kuat setinggi-tingginya
f. Intensitas kuantitatif
Contoh:
bercakap-cakap manggut-manggut
berlari-lari mengangguk-angguk
berputar-putar mondar-mandir
bolak-balik tersenyum-senyum
menggeleng-gelengkan tertawa-tawa
g. Makna kolektif
Contoh:
dua-dua kedua-duanya
empat-empat ketiga-tiganya
h. Kesalingan
Contoh:
berpandang-pandangan pukul-pukulan
bersalam-salaman tendang-menendang
lempar-lemparan tolong-menolong
3. Kata Majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk makna baru.
Contoh:
abu gosok gatal tangan kantung kempis
akal kancil getah bening lapis baja
anak negeri gugur bunga lintah darat
babi hutan hulubalang merah jambu
banting tulang hulu sungai mata sapi
batuk darah ibu kota naik darah
buah tangan ibu angkat nenek moyang
cagar alam jamu gendong omong kosong
daun muda juru kunci pelita hati
Kata majemuk terbagi ke dalam beberapa jenis. Jenis sebuah kata majemuk ditentukan oleh makna yang dikandungnya.
a. Kata kerja
Contoh:
adu domba membanting stir
adu argumen memikat hati
berbadan dua memberi hati
maju mundur mengambil hati
b. Kata benda
Contoh:
air terjun darah daging
anak emas haga diri
anak didik jalan damai
angin baik kaki tangan
buah tangan saksi mata
c. Kata sifat
Contoh:
besar kepala lanjut usia
darah tinggi lemah lembut
kepala batu ringan mulut
keras kepala ringan tangan
lurus hati tua bangka
Ejaan yang disempurnakan menetapkan bahwa ejaan kata majemuk yang sudah lazim ditulis serangkai, sedangkan kata-kata majemuk baru biasanya bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Contoh-contoh kata majemuk yang ditulius serangkai
belasungkawa daripada sekalipun
sebagaimana dukacita bilamana
adakalanya olahraga kacamata
hulubalang saripati manakala
barangkali sukacita matahari
bagaimana sukarela sukaria
bumiputra peribahasa padahal
kilometer saputangan kepada
acapkali syahbandar radioaktif
beasiswa sediakala saptamarga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar